GAZA – Menyambut Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan, orang-orang bertanya-tanya bagaimana warga Palestina merayakan hari raya itu di tengah kondisi perang Gaza yang mengenaskan.
Banyak orang yang berpendapat bahwa tidak pantas merayakan Idul Fitri dengan cara yang menyenangkan mengingat masyarakat di Gaza masih menderita akibat serangan genosida Israel. Banyak dari mereka berada di ambang kelaparan saat kelaparan melanda wilayah tersebut.
Dikutip Middle East Monitor, sungguh menyedihkan menyaksikan apa yang terjadi di Jalur Gaza. Zionis menabur kesedihan dan kedukaan mendalam dengan perilaku di luar kemanusiaan.
Merupakan tradisi menyambut Idul Fitri di dunia Islam dengan kegembiraan, pakaian baru, makanan enak, dan permen. Umat Muslim berkumpul dengan kerabat dan teman untuk berterima kasih kepada Yang Maha Kuasa karena mengizinkan mereka melewati bulan puasa lagi dan pertukaran hadiah dapat dilakukan, terutama untuk anak-anak. Namun pada Idul Fitri 2024, Gaza tak lagi mengenal arti kebahagiaan karena kegembiraan mereka telah dibom oleh genosida Israel.
Harapan kolektif mereka adalah untuk bertahan hidup dan kembali ke rumah mereka atau setidaknya ke tempat asal mereka sebelum Israel menghancurkan mereka dan mencoba membangun kembali kehidupan mereka tanpa kehadiran puluhan ribu anak, perempuan dan laki-laki yang dibunuh oleh Zionis.
Genosida telah melewati enam bulan, dan segala sesuatu yang layak dikunjungi pada Idul Fitri telah dihancurkan atau dinodai. Yakni masjid, taman, bangunan dan situs bersejarah, dan bahkan pantai. Sebagai tanda niat genosida yang jelas, negara pendudukan telah menghancurkan lebih dari 200 situs arkeologi di wilayah Palestina.