BANTUL - Muhammadiyah mengakui khatib yang sempat viral karena menyampaikan kecurangan Pemilu dalam khotbah Sholat Idul Fitri di Lapangan Tamanan Kapanewon Banguntapan Bantul pada saat Sholat Ied adalah anggota mereka.
Hanya saja, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, Qomaru mengungkapkan, apa yang disampaikan tersebut memang di luar koordinasi persyarikatan Muhammadiyah. Namun, dia mengakui jika penceramah itu kader Muhammadiyah tetapi dalam konteks ini yang tersebar khatib itu adalah dosen UAD.
"Dia kan dosen UAD meskipun sudah sekitar 2 tahun ini beliau sudah tidak mengajar," kata dia ketika dikonfirmasi, Jumat (12/4/2024).
Berkaitan dengan isi khotbah, Qomaru menegaskan, jika substansi dari khotbah itu atau apa yang disampaikan itu sebetulnya muatan intinya sebenarnya benar. Di mana, mengkaitkan ayat alquran dengan kondisi yang ada. Cuma semestinya untuk menyampaikan atau mengkaitkan dengan kondisi yang ada saat ini memang harus bijak atau sering disebut bil hikmah.
Kendati demikian, sikapnya tersebut bukan mendukung isi khotbah. Dia hanya khusnudzon berprasangka baik di mana niat dari khatib tersebut adalah baik. Hanya saja untuk mengkaitkannya itu perlu hal-hal bijak yaitu bil hikmah.
"Menyampaikan sesuatu itu kita harus bijak di depan siapa kita bicara. Bukan beratti saya mendukung kalau yang namanya berdakwah itu kita serahkan ke dia. Itu yang penting kita harus bijak di depan siapa kita bicara," tegas dia.
Menurutnya, kecurangan Pemilu itu adalah interprestasi individu dan ketika disampaikan ke publik maka harus hati-hati, harus tahu siapa yang diajak bicara. Jika disampaikan di kalangan yang memiliki interprestasi yang sama itu tidak masalah namun ketika disampaikan ke umum baru bermasalah karena tidak bisa memilah.
Dia menambahkan, jika saat itu bukan hanya waktu yang tidak pas tetapi audiensnya juga tidak tepat. Karena yang namanya publik itu maka tidak bisa menganggap bahwa seseorang itu sepakat dengan apa yang bakal disampaikan tersebut.
"Sebenarnya normal-normal saja itu Muhammadiyah tidak ada hubungannya dengan itu," terangnya.
Muhammadiyah sebenarnya juga menyusun teks khutbah berkaitan dengan pemilu, tetapi substansinya adalah persaudaraan dan mempererat persaudaraan setelah pemilu. Dan karena khatib itu memang dia kenal dan menjadi bagian Muhammadiyah maka pihaknya bakal tabayun dan menanyakan alsannya apa menyampaikan hal tersebut.
"Jadi Muhammadiyah terkait apa yang subtasnsi disampaikan bukan di ranah Muhammadiyah. Kita akan Komunikasi meskipun bisa lewat medsos. Apalagi Muhammadiyah sendiri belum mendapatkan teks khutbah secara utuh bagaimana," kata dia.
(Arief Setyadi )