Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pelaku Pengeroyokan Pelajar Kota Batu Ternyata Sering Berulah di Sekolah

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 02 Juni 2024 |18:10 WIB
Pelaku Pengeroyokan Pelajar Kota Batu Ternyata Sering Berulah di Sekolah
Pengeroyokan pelajar di Kota Batu (Foto: Avirista M)
A
A
A

KOTA BATU - Empat dari lima anak pelaku penganiayaan pelajar SMP di Kota Batu hingga tewas ternyata kerap membuat ulah di sekolahnya. Pelajar berinisial AS (13), warga Pesanggrahan, KA (13) warga Bumiaji, MA (13) warga Ngaglik, KB (13) warga Sisir, semuanya warga Kota Batu, memang berasal dari satu sekolah yang sama dengan korbannya.

Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Batu Ida Misaroh mengakui pihak sekolah baru mengetahui bila beberapa di antara pelaku anak dari lima pelaku pengeroyokan itu berasal dari kelompok nakal. Mereka biasanya kerap membolos tidak masuk sekolah, hingga tidak mengikuti pelajaran tertentu.

"Kami baru tahu bahwa ini anak-anak yang sering kita panggil punya masalah, misalnya sering nggak masuk, sering apa itu mengganggu temannya kan, ini kelompok anak yang hampir sama nakalnya gitu," kata Ida Misaroh, dikonfirmasi pada Minggu (2/6/2024).

Namun, tidak semua pelaku dari empat orang muridnya itu semuanya nakal, ada di antaranya yang disebut pendiam, tapi karena diduga faktor takut sehingga akhirnya menuruti permintaan bocah berinisial MA (13), yang juga teman satu kelas korban berinisial RKA (12).

"Yang hanya melihat-lihat itu diam kok anaknya, tidak ikut-ikutan, cuma karena diajak makanya kena anaknya sekarang, itu perlu pengertian merasa anak kita sendiri," ujarnya.

Namun, Ida mengakui dari beberapa dugaan kasus yang pernah dilakukan oleh MA dan beberapa pelaku lain di sekolah, pihak sekolah belum pernah memanggil orang tuanya. Pihaknya beralasan bahwa pemanggilan orangtua untuk mengorek latar belakang keluarga bertentangan dengan prinsip pendidikan konseling.

"Kalau selama ini kan kita enggak mengorek (tentang apa yang terjadi di) keluarga, kan cukup kalau ada masalah kita mengorek kejelasan anaknya, nggak mungkin kita mengorek keluarga kan gitu, karena etikanya kan nggak boleh," kata dia.

Karenanya begitu kejadian pengeroyokan yang berujung kematian RKA itu Ida, dan beberapa guru terkejut dengan ulah MA dan tiga anak muridnya. Dirinya bahkan kian terkejut begitu mendengar informasi dari keluarga dan tetangga pelaku bahwa salah satu pelaku berasal dari keluarga disharmonis, dimana kedua orangtuanya sering bertengkar di depan anak.

"Jadi kami mendapatkan informasi dari tetangga-tetangga, bahwa akan anak ini mengalami hal seperti ini menjadi keras itu, karena di rumah bapaknya sering mukul ibunya di hadapan anaknya," jelasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement