INDIA - Tanah longsor Wayanad yang dahsyat di Kerala, India, dapat disebabkan oleh kombinasi perubahan iklim, penambangan berlebihan, dan hilangnya tutupan hutan di wilayah tersebut.
Menurut Hindustan Times, pada Selasa (30/7/2024), hujan lebat memicu serangkaian tanah longsor di distrik Wayanad, Kerala, yang mengakibatkan lebih dari 120 orang meninggal dan 128 orang terluka.
Menurut peta tanah longsor yang dirilis oleh Pusat Penginderaan Jauh Nasional Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada tahun 2023, 10 dari 30 distrik paling rawan tanah longsor di India terletak di Kerala, dengan Wayanad berada di peringkat ke-13.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi campuran penyebab tanah longsor yaitu, hilangnya hutan, perubahan iklim, dan penambangan yang berlebihan.
Sebuah studi tahun 2021 tentang titik-titik rawan tanah longsor di India mengungkapkan bahwa 59 persen dari total tanah longsor di Kerala terjadi di wilayah perkebunan. Pada tahun 2022, sebuah studi tentang menipisnya tutupan hutan di Wayanad menunjukkan bahwa 62 persen hutan di distrik tersebut menghilang antara tahun 1950 dan 2018 sementara tutupan perkebunan meningkat sekitar 1.800 persen.
Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat tersebut mengatakan sekitar 85 persen dari total wilayah Wayanad berada di bawah tutupan hutan hingga tahun 1950-an.
Hilangnya hutan meningkatkan kerapuhan medan, terutama di daerah yang rentan terhadap hujan lebat di ghats barat.
S Abhilash, direktur Pusat Penelitian Radar Atmosfer Lanjutan di Universitas Sains dan Teknologi Cochin (CUSAT), menunjuk ke arah pemanasan Laut Arab sebagai salah satu penyebab pola hujan yang sangat lebat dan tidak dapat diprediksi di negara bagian tersebut.
"Penelitian kami menemukan bahwa Laut Arab tenggara menjadi lebih hangat, menyebabkan atmosfer di atas wilayah ini, termasuk Kerala, menjadi tidak stabil secara termodinamika," katanya kepada kantor berita PTI.