BEIRUT – Banyak negara berbondong-bodong meminta warganya segera keluar dari Lebanon. Hal ini menyusul ketakutan yang terus meningkat bahwa kekerasan lintas batas selama berbulan-bulan dapat berubah menjadi konflik habis-habisan antara Hizbullah dan Israel.
Kedua pihak ini terakhir kali berperang dalam perang yang menghancurkan pada musim panas tahun 2006. Israel mengebom satu-satunya bandara penumpang Lebanon di Beirut selama perang itu.
Kedutaan telah berulang kali mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Lebanon selama penerbangan komersial masih tersedia.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis, telah meminta warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon karena ketegangan meningkat di Timur Tengah menyusul pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh.
AS mengatakan akan mengirimkan kapal perang dan jet tempur tambahan ke wilayah tersebut dan meminta warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu dengan tiket apa pun yang tersedia.
Kedutaan Besar AS di Beirut meminta warga negaranya untuk mempersiapkan rencana darurat jika mereka memilih untuk tinggal di Lebanon dan bersiap untuk berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama.
Kantor Luar Negeri Inggris juga mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu secepatnya dengan penerbangan komersial yang masih tersedia.
"Ketegangan meningkat, dan situasinya dapat memburuk dengan cepat," kata Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dalam sebuah pernyataan.
"Sementara kami bekerja sepanjang waktu untuk memperkuat kehadiran konsuler kami di Lebanon, pesan saya kepada warga negara Inggris di sana jelas, pergi sekarang,” lanjutnya.
Inggris juga mengonfirmasi bahwa anggota keluarga staf kedutaannya di Beirut telah ditarik sementara.
Pada Minggu (4/8/2024), Kementerian Luar Negeri dan Urusan Eropa Prancis mengeluarkan nasihat perjalanan, mengundang warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu secepat mungkin karena risiko eskalasi militer.
“Dalam konteks keamanan yang sangat tidak menentu, kami sekali lagi menghimbau warga negara Prancis, khususnya mereka yang sedang dalam perjalanan, untuk memperhatikan fakta bahwa penerbangan komersial langsung dan penerbangan dengan persinggahan di Prancis masih tersedia,” kata kementerian tersebut.
Sementara itu, Kanada memberi tahu warga negaranya untuk menghindari semua perjalanan ke Israel. "Situasi keamanan dapat memburuk lebih jauh tanpa peringatan," kata pemerintah Kanada dalam sebuah nasihat perjalanan.
(Susi Susanti)