"Selama musim panas, saya telah mampu merenung dan telah memutuskan bahwa langkah saya saat ini akan memungkinkan Universitas Columbia untuk mengatasi tantangan di masa depan," tulis Shafik dalam suratnya.
"Saya telah mencoba untuk menavigasi jalan yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip akademis dan memperlakukan setiap orang dengan adil dan penuh kasih sayang," lanjutnya.
"Sangat menyedihkan bagi komunitas, bagi saya sebagai presiden dan pada tingkat pribadi untuk mendapati diri saya, kolega, dan mahasiswa menjadi sasaran ancaman dan pelecehan,” ujarnya.
Kemarahan mahasiswa atas bagaimana Israel memerangi Hamas telah menimbulkan pertanyaan yang menegangkan bagi para pemimpin universitas, yang sudah berjuang dengan perdebatan kampus yang memanas tentang apa yang terjadi di Timur Tengah. Kampus-kampus di AS telah menjadi titik api protes perang Gaza sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, dan serangan Israel berikutnya ke Jalur Gaza.
(Susi Susanti)