Pada 2023, Pentagon memperkirakan bahwa China akan menggandakan persediaan hulu ledak nuklir operasionalnya menjadi lebih dari 1.000 pada tahun 2030. AS saat ini memiliki 5.550 hulu ledak, sementara Rusia memiliki 6.255, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Gedung Putih telah meremehkan kekhawatiran China, dengan juru bicara Sean Savett menggambarkan perubahan dalam strategi nuklir sebagai pembaruan rutin yang bukan respons terhadap satu entitas, negara, atau ancaman.
Namun, pejabat AS telah berulang kali menggambarkan China sebagai tantangan bagi perdamaian dunia dan menuduhnya melakukan pemaksaan ekonomi dan militer di Indo-Pasifik. Beijing, pada gilirannya, menyalahkan AS atas ketegangan yang sedang berlangsung, mendesak Washington untuk meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya.
(Susi Susanti)