Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan kepada wartawan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai 223 orang, tanpa menyebutkan berapa banyak warga sipil atau kombatan.
Hal itu terjadi setelah gelombang serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hizbullah.
Pekan lalu, 39 orang tewas dan ribuan lainnya terluka ketika pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah untuk berkomunikasi meledak dalam dua gelombang di Lebanon. Israel secara luas diyakini bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kemudian, serangan udara Israel pada Jumat (20/9/2024) di markas kelompok itu di Dahieh, di Beirut selatan, pada dasarnya telah menghancurkan rantai komando unit tempur utamanya, Pasukan Radwan. Kelompok itu mengonfirmasi bahwa salah satu pemimpin militer utamanya, Ibrahim Aqil, termasuk di antara 55 orang yang tewas.
(Susi Susanti)