IRAN – Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, pada Jumat (27/9/2024) setelah menerima informasi dari seorang informan Iran. Berdasarkan sumber keamanan di Lebanon yang dilaporkan surat kabar Prancis, Le Parisien, menjelaskan bahwa informan Iran tersebut memberi tahu otoritas Israel bahwa Nasrallah akan berada di markas bawah tanah Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.
Kehadiran Nasrallah ini untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan anggota-anggota senior kelompok tersebut di sebuah kompleks yang terdiri dari enam bangunan yang terletak di Dahieh, sebuah daerah berpenduduk pandat yang dikenal karena dukungannya terhadap Hizbullah.
Hasan Nasrallah yang sangat berhati-hati hingga paranoid tentang pengaturan keamanannya dan jarang muncul di depan umum, kemungkinan hanya memberikan sedikit pemberitahuan tentang rencananya untuk pergi ke pertemuan tersebut. Namun, masuknya informan Iran kedalam Hizbullah membuat Israel mengetahui bahwa Nasrallah dan anggota kepemimpinan Hizbullah yang tersisa akan bertemu di lokasi yang dianggap rahasia itu, sehingga perintah untuk membombardir mereka dapat segera diberikan.
Melansir The Economic times, kemampuan intelijen Israel semakin meningkat setelah perang pada tahun 2006 dan terus menargetkan tokoh-tokoh penting Hizbullah sebagai komitmennya dalam melawan pengaruh kelompok tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana Israel merencanakan serangkaian serangan untuk menghilangkan para pemimpin tinggi di Hizbullah dan menciptakan kekosongan kepemimpinan dalam kelompok yang di dukung Iran tersebut.