ISRAEL – Seruan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu agar rakyat Lebanon melawan Hizbullah dalam sebuah video yang dipublikasikan pada Selasa (8/10/2024), tidak digubris. Dalam pidatonya itu, Netanyahu mengatakan kepada mereka untuk melawan kelompok Syiah yang didukung Iran, Hizbullah, atau menghadapi risiko kehancuran seperti di Gaza.
“Umat Kristen, Druze, Muslim, Sunni, dan Syiah, kalian semua menderita karena perang sia-sia Hizbullah terhadap Israel,” katanya. “Bangkitlah dan rebut kembali negara kalian,” lanjutnya.
Namun, di lingkungan Syiah, Sunni, dan Kristen di Beirut pada Rabu pagi (9/10/2024), seruan Netanyahu sebagian besar tidak digubris.
“Ya, kami mendengar pidatonya, tetapi tidak ada seorang pun di sini yang mendengarkan Netanyahu,” kata Yusuf Habbal, 31 tahun, saat ia memotong-motong manisan tradisional Lebanon, Kunafah, di tokonya di Tariq El Jdideh, daerah Sunni.
“Tidak ada yang menyuruh Netanyahu untuk menduduki Palestina, tidak ada yang menyuruhnya untuk menduduki Lebanon. Israel-lah yang mendorong konflik ini,” lanjutnya.
“Namun Habbal dan rekan-rekannya dari Sunni juga tidak menerima apa yang dilakukan Hizbullah,” ujarnya.
"Sebelum Netanyahu berbicara tentang Hizbullah, kami menentang mereka. Orang-orang Beirut tahu bahwa Hizbullah punya agenda mereka sendiri. Dan sekarang mereka mendorong kita ke dalam perang yang tidak kita inginkan,” ungkapnya.
Hizbullah, yang merupakan kekuatan yang lebih bersenjata dan lebih kuat di Lebanon daripada militer negara itu sendiri, mulai menembakkan roket ke Israel utara setahun yang lalu, untuk mendukung Hamas sehari setelah serangan brutal 7 Oktober.