Jayanagara yang notabene anak Raden Wijaya hasil pernikahannya dengan Dara Petak, putri Raja Melayu, atau saudara tiri dari Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Dyah Wiyat menyampaikan maksud untuk menikahi kedua saudaranya tersebut.
Sontak saja gagasan yang keluar dari mulut sang raja ternyata sangat menjijikkan dan sama sekali bertolak belakang dari harapan Gayatri, sampai-sampai ia terkejut luar biasa. Gayatri murka luar biasa sampai-sampai luapan emosinya meledak tak terkendali.
Ia pun memaki Jayanagara yang masih bersaudara dengan anaknya. Bahkan Jayanagara memanggil Gayatri dengan sapaan ibu suri. Dengan tegas Gayatri tak mengizinkan Jayanagara menikahi keduanya. Ia pun menyampaikan "tak akan ku izinkan putriku menikah denganmu tanpa kau langkahi dulu mayatku!".
Kabar itu pun Gayatri diskusikan dengan Gajah Mada. Ternyata Gajah Mada menerima informasi itu dengan baik, sang kepala pengamanan istana ini juga melihat pasca Jayanagara menjadi raja, ia selalu menggunakan kekerasan demi menyisihkan segala rintangan. la tak mengenal cara lain selain kekerasan. Bagi Gajah Mada dan Gayatri sepakat tak ada cara lain selain upaya menghentikan langkah Jayanagara.
Setelah pertemuan itu, berulangkali Gayatri mencoba mengusir rasa bersalahnya, dengan berkata dalam hati bahwa ia tidak secara gamblang memerintahkan agar raja yang juga anak tirinya itu dibunuh. Ini keputusan Gajah Mada sendiri. Namun, dalam hati kecilnya, ia tahu ia telah berdusta, Gayatri sendiri sebenarnya juga menghendaki agar Jayanagara bisa disingkirkan demi keselamatan anaknya.
(Awaludin)