Di beberapa kota, suara meriam menandai waktu berbuka puasa, sebuah tradisi lama yang tetap dipertahankan untuk memberikan suasana khas Ramadan yang lebih mendalam.
Berbeda dengan negara-negara lain yang lebih banyak beristirahat setelah Tarawih, masyarakat Maroko cenderung menikmati malam dengan berkumpul di kafe hingga larut. Minuman khas seperti atay b’nana (teh mint) menjadi favorit sambil berbincang dan menikmati suasana Ramadhan.
Ramadhan di Maroko bukan hanya bulan ibadah tetapi juga perayaan budaya yang mendalam. Dari jalanan yang penuh aroma masakan berbuka hingga lantunan doa di masjid-masjid, Ramadhan menjadi momen yang begitu istimewa dan tak terlupakan bagi siapa saja yang merasakannya.
(Rahman Asmardika)