Langkah yang selanjutnya untuk mengurangi dampak akibat tsunami ialah dengan membuat sempadan pantai yang berisikan pohon-pohon sehingga bisa mereduksi tinggi gelombang dan juga arus tsunami sebelum menyentuh bandara.
“Ke depan kita bahu membahu, dipinggir menjadi kawasan hutan pantai yang dibuat untuk menjadi pelindung bandara internasional Minangkabau,” ungkapnya.
Tempat terdampak selanjutnya ialah pantai-pantai di Kota Padang memiliki bebatuan yang bisa saja menjadi faktor lain yang dapat memperparah dengan terbawa gelombang tsunami.
“Saat ini bibir pantai di Kota Padang, diperkuat dengan batu-batu. Untuk kondisi normal baik mencegah abrasi pantai tetapi ketika terjadi tsunami, bisa menjadi peluru karena akan terpental langsung menuju ke pemukiman menghantam rumah-rumah,” jelasnya.
Dirinya mengungkap fakta bahwa saat tsunami di Aceh, kapal-kapal besar terbawa gelombang tsunami hingga ke pemukiman warga dan merusak bangunan yang dilewati.
“Waktu tsunami aceh, kapal sebesar itu bisa sampai ke darat, apalagi batu-batu yang ada di sepanjang pantai itu. Ini perlu dipikirkan untuk masa depan.” tegas Suharyanto.