Setelah proses panjang, Idjon akhirnya resmi jadi Warga Negara Indonesia. Namun, tak mengurangi kecurigaan masyarakat. Bahkan ia kerap dituduh sebagai mata-mata Belanda.
Saat itu, isu tersebut berhembus kencang. Diduga sebagai upaya menyingkirkan Idjon dari kursi kekuasaan di pasukan khusus tersebut. Kendati tak ada bukti, Idjon marah dan memilih untuk mundur di tahun 1956 karena suasana di Kopassus yang sudah tidak kondusif.
Di sisi lain, ia mendapat tawaran jabatan baru yang jauh dari pelatihan komando. Kisah sang mantan tentara Belanda yang jadi Komandan Kopassus mulai menuju akhir ketika Idjon mengalami penyakit usus buntu tak lama setelah pensiun. Hingga pada 1 April 1977 Idjon menghembuskan napas terakhirnya.
(Fahmi Firdaus )