"Ini adalah krisis buatan manusia, dan oleh karena itu tindakan segera diperlukan untuk menghentikan kelaparan dan meningkatkan bantuan ke Gaza," kata mereka.
Malnutrisi tersebar luas di wilayah kantong tersebut akibat apa yang dikatakan oleh badan-badan bantuan internasional sebagai rencana yang disengaja oleh Israel untuk membatasi bantuan. Israel membantah tuduhan tersebut, menyalahkan Hamas atas kelaparan di antara warga Palestina dan mengatakan bahwa banyak bantuan telah didistribusikan.
Lima orang lagi, termasuk dua anak-anak, meninggal dunia akibat malnutrisi dan kelaparan di Gaza dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Gaza, sehingga jumlah kematian akibat penyebab tersebut menjadi 217, termasuk 100 anak-anak.
Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 23 orang lainnya telah tewas sejauh ini dalam perang tersebut akibat pengiriman bantuan melalui udara yang terpaksa dilakukan oleh negara-negara karena kesulitan mendapatkan bantuan melalui jalan darat.
Perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera 251 orang, menurut data Israel. Pihak berwenang Israel mengatakan 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza masih hidup.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan, dan menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur.
(Rahman Asmardika)