JAKARTA - Bupati Pati, Sudewo tiba di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sudewo memenuhi panggilan KPK setelah sebelumnya melakukan penjadwalan ulang.
Dalam kedatangannya, Sudewo sempat menanggapi pertanyaan awak media terkait Gerakan Menulis Surat Warga Pati. Gerakan itu diketahui merupakan desakan agar KPK menangkap dirinya.
Terkait hal ini, mantan Anggota Komisi V DPR RI itu hanya berharap keadaan baik-baik saja. Ia tidak memberikan penjelasan lebih jauh.
"Ya semoga baik-baik saja," ujar Sudewo, Rabu (27/8/2025).
Awak media kembali menanyakan tanggapannya terkait masih adanya aksi unjuk rasa di Pati. Lagi-lagi, Sudewo hanya mengucapkan kalimat yang sama.
"Semoga baik-baik saja," singkatnya.
Sebagai informasi, perkara ini mulai diusut pada tahun 2023 saat KPK melakukan OTT. KPK menyebut ada pemufakatan jahat dalam sejumlah proyek pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api, termasuk di wilayah Jawa Tengah.
KPK awalnya menangkap 10 orang. Namun perkara ini terus dikembangkan. Dalam catatan iNews Media Group, setidaknya 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Para tersangka itu juga sudah didakwa di berbagai pengadilan. Kini, KPK kembali mengusut adanya aliran dana lain.
Salah satunya diduga mengalir kepada Sudewo. KPK meyakini Bupati Pati itu menerima dana dari pengadaan yang diwarnai praktik korupsi. Dana tersebut berupa komitmen fee.
Dalam perjalanan hukum kasus itu, nama Sudewo memang sempat disebut dalam dakwaan dua terdakwa, yakni Bernard Hasibuan dan Putu Sumarjaya. Dalam dakwaan tersebut, Sudewo disebut sebagai pihak yang menerima komitmen fee sebesar 0,5% dari nilai proyek.
Adapun proyek pembangunan jalur kereta api itu memakan biaya sekitar Rp143 miliar. Sementara realisasi komitmen fee sebesar Rp720 juta disebutkan telah diterima Sudewo pada September 2022.
(Awaludin)