"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Daryono menambahkan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Pulau Sapudi V-VI MMI; daerah Sumenep, Pamekasan dan Surabaya dengan skala intensitas III-IV MMI; daerah Tuban, Denpasar dan Gianyar dengan skala intensitas III MMI; daerah Tabanan, Buleleng, Kuta dan Banyuwangi dengan skala intensitas II-III MMI; daerah Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, Malang dan Blitar dengan skala intensitas II MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4.4," jelasnya.
(Fetra Hariandja)