JAKARTA - Setidaknya16 orang tewas setelah kebakaran besar di sebuah pabrik garmen di Bangladesh yang berkobar pada Selasa (14/10/2025). Sebanyak 16 jenazah ditemukan dalam keadaan terbakar dan tidak dapat dikenali, kata dinas pemadam kebakaran.
Kebakaran yang terjadi di pabrik sekitar tengah hari itu berhasil dipadamkan setelah tiga jam. Namun, gudang bahan kimia di sebelahnya masih terus terbakar, bahkan hingga malam hari.
Petugas pemadam kebakaran belum memastikan bangunan mana dari kedua bangunan tersebut yang terbakar terlebih dahulu.
Menurut saksi mata, gudang kimia tersebut menyimpan bubuk pemutih, plastik, dan hidrogen peroksida, yang semuanya dapat memperparah kebakaran. Plastik juga mengeluarkan asap beracun saat terbakar.
Direktur pemadam kebakaran, Mohammad Tajul Islam Chowdhury, mengatakan kepada media lokal bahwa para korban kemungkinan meninggal “seketika” setelah menghirup “gas yang sangat beracun”.
Polisi dan petugas militer masih berusaha menemukan pemilik pabrik dan gudang tersebut, kata Chowdhury kepada para wartawan, sebagaimana dilansir BBC.
Penyelidikan untuk memastikan apakah gudang tersebut beroperasi secara legal juga sedang berlangsung, tambahnya.
Kebakaran besar relatif umum terjadi di Bangladesh yang padat penduduk, sering kali disebabkan oleh standar keselamatan yang lemah dan infrastruktur yang buruk. Ratusan orang telah tewas dalam kebakaran dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2021, kebakaran di sebuah pabrik makanan dan minuman menewaskan sedikitnya 52 orang dan melukai 20 orang lainnya. Investigasi kemudian menemukan bahwa pabrik tersebut dibangun secara ilegal dan tidak memiliki pintu darurat.
Sementara pada 2019, kebakaran hebat melanda sebuah distrik bersejarah di Dhaka, menewaskan sedikitnya 78 orang, termasuk rombongan pengantin.
Kecelakaan industri paling mematikan di negara itu hingga saat ini terjadi pada 2013, ketika sebuah gedung komersial delapan lantai runtuh akibat kegagalan struktural, menewaskan lebih dari 1.100 orang.
(Rahman Asmardika)