Pasangan itu menghabiskan waktu bersama di Paris dan bertunangan pada 1949. Mereka menikah di Thailand setahun kemudian ketika Sirikit berusia 17 tahun.
Selalu bergaya, Sirikit berkolaborasi dengan perancang busana Prancis Pierre Balmain untuk menciptakan busana-busana menawan yang terbuat dari sutra Thailand. Dengan mendukung pelestarian praktik menenun tradisional, beliau dianggap membantu merevitalisasi industri sutra Thailand.
Selama lebih dari empat dekade, beliau sering bepergian bersama raja ke desa-desa terpencil di Thailand untuk mempromosikan proyek-proyek pembangunan bagi masyarakat miskin pedesaan. Kegiatan mereka disiarkan setiap malam di Buletin Kerajaan negara itu.
Beliau sempat menjabat sebagai Wali Raja pada 1956, ketika suaminya menghabiskan dua minggu di sebuah kuil untuk belajar menjadi biksu Buddha dalam sebuah ritual peralihan yang umum di Thailand.
Pada 1976, hari ulang tahunnya, 12 Agustus, ditetapkan sebagai Hari Ibu dan hari libur nasional di Thailand.
Putra tunggalnya, yang kini menjadi Raja Maha Vajiralongkorn, juga dikenal sebagai Rama X, menggantikan Bhumibol setelah wafatnya pada 2016. Setelah penobatan sang Raja pada 2019, gelar resmi Sirikit menjadi Ibu Suri.
Secara resmi, monarki berada di atas politik di Thailand, yang sejarah modernnya didominasi oleh kudeta dan pemerintahan yang tidak stabil. Namun, terkadang, para bangsawan termasuk Sirikit ikut campur atau mengambil tindakan yang dianggap politis.