Jokowi juga membandingkan dengan transportasi massal di negara lain seperti Korea Selatan, China, Jepang, hingga Eropa, di mana subsidi untuk sistem metro atau kereta cepat mencapai sekitar 50 persen.
“Metro Paris disubsidi hampir 50 persen, London Underground juga sama. Artinya, ini bukan soal rugi atau untung, tapi soal layanan publik dan efisiensi sosial,” tambahnya.
Mengenai laporan kerugian Whoosh yang disebut tidak ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Jokowi menegaskan, bahwa hal tersebut menjadi kewenangan pemerintah terkait, dan ia tidak ingin berkomentar lebih jauh.
(Awaludin)