JAKARTA - Korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, saat ini mencapai 961 orang meninggal dunia dan 293 masih dinyatakan hilang.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al-Washliyah (PP GPA), Aminullah Siagian, menyampaikan duka mendalam sekaligus seruan empati nasional atas rangkaian bencana di Sumatera.
Musibah ini kata dia harus dipandang sebagai ujian kesabaran dari Allah Ta’ala, yang diterima dengan ikhlas namun tetap diiringi usaha memperbaiki diri dan memperbaiki tata kelola lingkungan di Indonesia.
“Duka Sumatra adalah duka kita semua. Ini ujian kesabaran dari Allah, mari kita terima dengan ikhlas, tetapi jangan berhenti memperbaiki diri. Kita wajib hadir ringankan rakyat yang sedang menderita,” ujar Aminullah, kepada Okezone, Selasa (9/11/2025).
Menurutnya, bahwa banjir dan longsor bukan semata kejadian alam, tetapi diperburuk oleh kerusakan lingkungan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Ia menyebutkan faktor-faktor seperti deforestasi massif, Ilegal logging, tambang yang merusak kontur tanah, serta lemahnya pengawasan sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah hulu.
Sebagai bentuk kehadiran langsung, PP GPA merencanakan kunjungan solidaritas serta penyaluran bantuan ke Kabupaten Aceh Tamiang, salah satu daerah paling parah terdampak banjir.
“Komunikasi terputus total. Pengurus GPA Tamiang belum bisa dihubungi sejak tadi malam. Kami mohon atensi pemerintah, karena jaringan komunikasi adalah kebutuhan dasar rakyat saat bencana. Banyak warga ingin menghubungi keluarga mereka,"ungkapnya.