Sekilas Jenderal Hoegeng, Alumnus SPN Mertoyudan nan Melegenda

Randy Wirayudha, Jurnalis
Rabu 17 Juni 2015 07:17 WIB
Ilustrasi Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso
Share :

Di Jakarta itulah Hoegeng bertemu pembimbingnya, Soemarto Soekardjo yang kala itu sudah menjabat Wakapolri. Hoegeng diminta membantunya, kendati Hoegeng harus izin lebih dulu Kapolri R.S. Soekanto, lantaran statusnya yang masih siswa SPN.

Tapi izin akhirnya diberikan dan Hoegeng segera ditugaskan mengawasi kondisi para pejuang yang jadi tahanan Belanda. Sekaligus sebagai Liaison Officer (perwira penghubung).

Dari tugasnya sebagai perwira penghubung itulah, Hoegeng bisa bertemu sejumlah petinggi militer, sebagai “jembatan” antara Kepolisian dengan tentara, di antaranya Panglima Besar Jenderal Soedirman, Letjen Oerip Soemohardjo, KSAU Komodor Soerjadi Soerjadarma, serta KSAL Komodor M. Nazir.

Hoegeng juga punya sedikit andil bersama elemen kepolisian saat meletus “Madiun Affair” (Pemberontakan PKI Madiun 1948), serta ketika Agresi Militer Belanda II dilancarkan pada 19 Desember 1948 dengan sasaran Yogyakarta sebagai Ibu Kota RI kala itu.

Pada saat agresi besar itu, kebetulan Hoegeng tengah berada di Yogyakarta, lantaran ibu mertuanya wafat. Ketika agresi dilancarkan Belanda dan sejumlah elemen militer menyingkir dari pusat kota, Hoegeng tetap di Yogyakarta.

Oleh pimpinan Polri, Hoegeng dipercayakan tugas mengumpulkan data informasi dan intelijen yang diperlukan TNI, di bawah koordinasi Soekarno Djojonegoro.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya