Jenderal Hoegeng, Polisi Pejuang yang Dinistakan Soeharto

Randy Wirayudha, Jurnalis
Rabu 01 Juli 2015 07:17 WIB
Ilustrasi Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso
Share :

Contohnya pada kasus “Sum Kuning”, di mana terhadap seorang gadis pedagang telur, Sumarijem di Yogyakarta, diperkosa putra pejabat yang juga putra pahlawan revolusi. Sumarijem yang sedianya merupakan korban, justru dijadikan tersangka lewat rekayasa kasus.

Hoegeng tak tinggal diam. Dia punya tekad kuat membongkar kasus itu, kendati pelakunya dibekingi pejabat lainnya. Presiden Soeharto sendiri menitahkan untuk menghentikan pengusutan kasus itu untuk dilimpahkan ke tim pemeriksa Kopkamtib. Hasilnya? Seorang tukang bakso dijadikan kambing hitam untuk dipaksa mengaku sebagai pelakunya.

Belum lagi kasus penyelundupan mobil-mobil mewah oleh Robby Tjahjadi pada 1960-an. Bea cukai sudah sempat bisa disuap, tapi kasus itu dibongkar Jenderal Hoegeng yang sayangnya, bukan pujian yang diterima, malah berbuah pencopotan jabatannya sebagai Kapolri.

Jelang dicopot, Hoegeng dipanggil Soeharto, di mana dia ditawarkan jabatan diplomat di negara lain. Hoegeng tahu bahwa itu hanya cara halus Soeharto untuk menistakan jabatannya.

“Ya, sudah. Saya keluar saja. Saya tidak bisa jadi diplomat. Diplomat harus bisa minum koktail. Saya tidak suka koktail,” ketus Hoegeng menolak tawaran Soeharto.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya