Invididu yang terlibat dalam tim SAS itu mengatakan kepada BBC, mereka menyaksikan personel SAS membunuh orang tak bersenjata selama penyerbuan malam hari.
Mereka juga mengatakan mereka melihat para tentara menggunakan apa yang disebut "jatuhkan senjata" dengan meletakkan senjata AK-47 di tempat kejadian untuk menjustifikasi pembunuhan orang tak bersenjata.
Beberapa orang yang pernah bertugas di pasukan khusus mengatakan pasukan SAS saling bersaing untuk membunuh orang terbanyak dan pasukan yang diselidiki BBC mencoba untuk meningkatkan jumlah korban lebih banyak dibanding pasukan yang mereka gantikan.
Surat elektronik internal menunjukkan para perwira tinggi pasukan khusus menyadari kekhawatiran terjadinya pembunuhan di luar hukum namun tidak melaporkan kecurigaan itu kepada polisi militer walaupun mereka wajib membuat laporan.
Kementerian Pertahanan mengatakan tidak bisa berkomentar terkait tuduhan spesifik itu. Mereka juga mengatakan "menolak menjawab tak bisa dianggap sebagai menerima tuduhan".
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan pasukan Inggris "bertugas dengan keberanian dan profesionalitas" di Afghanistan dan memegang "standar tertinggi," demikian dilansir dari BBC Indonesia.
Pola pembunuhan yang dicurigai
Pada 2019, BBC dan koran Minggu, Sunday Times, menyelidiki satu serangan SAS yang berujung pada pengadilan dan perintah kepada menteri pertahanan Inggris untuk mengungkap dokumen pemerintah terkait penanganan kasus itu.