JAKARTA - Tujuh mobil tangki dikerahkan untuk mendistribusikan air bersih untuk masyarakat Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Banjir bandang dan longsor pada akhir November lalu mengakibatkan jaringan air bersih di 15 kecamatan se-Tapanuli Tengah terdampak.
Tidak hanya korban banjir bandang yang kehilangan sumber air bersih, warga di kawasan tidak terdampak banjir bandangpun turut merasakan susahnya mendapatkan air bersih.
Pemerintah Tapanuli Tengah mendistribusikan air bersih ke masyarakat menggunakan mobil tangki. Direktur PDAM Mual Nauli, Masril Tua Rambe, mengatakan pendistribusian air bersih ini tak hanya kepada para pelanggan PDAM, tapi untuk masyarakat keseluruhan di Tapanuli Selatan.
"Saat ini pemerintah daerah Tapanuli Selatan mengerahkan 6 mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum dan satu mobil tangki BNPB. Dukungan mobil tangki air bersih juga datang dari berbagai organisasi kemanusiaan seperti PMI dan lainnya," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Minggu (21/12/2025).
Mobil tangki air yang diaktivasi pemerintah daerah setempat bekerja 24 jam menyalurkan air rumah sakit, hidran umum di pengungsian, dapur umum dan wilayah permukiman warga. Petugasnya dibagi menjadi tiga piket.
Setiap hari, mobil-mobil tangki dengan kapasitas 4.000 liter ini mengisi air dari sumber mata air dari pegunungan Sihaporas. Mobil kemudian berkeliling sesuai rute untuk mengisi hidran umum yang tersebar di beberapa titik lokasi. Saat ini tersedia 25 hidran umum dengan kapasitas daya tampung air sebanyak 2.000 liter per hidran.
Secara pararel, upaya perbaikan pipa-pipa di hulu juga terus dilaksanakan agar sistem jaringan air bisa segera normal kembali. Adapun kendala yang dihadapi petugas dalam upaya perbaikan sistem jaringan air ini antara lain medan yang harus ditempuh untuk membawa peralatan masih terdampak longsor serta jika cuaca hujan.
"Hingga Jumat (19/12/2025), beberapa saluran air yang mulai pulih antara lain di kecamatan Manduamas, Barus, Sorkam, dan Sosorgadong. Namun, air yang dihasilkan masih keruh dan hanya bisa dimanfaatkan untuk mencuci dan mandi. Air belum bisa digunakan untuk minum," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)