Tim penyelidik gabungan yang dipimpin otoritas Mesir menduga suara tersebut merupakan ledakan bom. Meski begitu, pihak Rusia dan Mesir masih membantah dugaan bom sebagai penyebab jatuhnya pesawat.
Barulah pada 17 November 2015, Kepala Badan Keamanan Federal Rusia, Alexander Bortnikov, membenarkan bahwa insiden tersebut adalah akibat ledakan bom yang diletakkan di dalam pesawat.
“Kita dapat mengatakan bahwa jatuhnya pesawat itu karena perbuatan teroris. Dalam penerbangan, sebuah peledak buatan tangan dengan kekuatan 1,5 kilogramn Trinitoluena (TNT) diledakkan,” kata Bortnikov, Selasa (17 /11/2015).
Dua hari setelah pernyataan Bortnikov, ISIS kembali , mengklaim pihaknya bertanggung jawab dengan menyebarkan sebuah foto kaleng jus dan detonator yang mereka sebutkan, sebagai bahan pembuat bom yang mengakibatkan jatuhnya pesawat.