Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Boris Johnson, Juru Kampanye Brexit dan Calon PM Inggris

Silviana Dharma , Jurnalis-Rabu, 29 Juni 2016 |07:05 WIB
Boris Johnson, Juru Kampanye <i>Brexit</i> dan Calon PM Inggris
Boris Johnson, dari jurnalis menuju kursi PM Inggris. (Foto: Reuters)
A
A
A

REFERENDUM Uni Eropa untuk menentukan keluar atau tidaknya Britania Raya dari persekutuan ekonomi dan politik 28 negara Benua Biru rupanya semakin melambungkan nama Alexander Boris de Pfeffel Johnson. Didapuk sebagai juru kampanye sekaligus salah satu pemimpin kampanye Pro-Brexit (Britain Exit), pria yang menjabat sebagai Wali Kota London selama dua periode berturut-turut itu kini sedang berupaya menanjakkan kariernya ke tingkat kepala pemerintahan, yakni menduduki posisi Perdana Menteri Inggris.

Mengulas Johnson, seperti dijelaskan penulis biografinya yakni Sonia Purnell, sama dengan membicarakan sosok kontroversial yang paling tidak konvensional sekaligus menarik dari segi politis. 

“Di Inggris, ia dicintai jutaan orang dan dikenal baik oleh seluruh lapisan masyarakat,” tulis Purnell dalam bukunya ‘Just Boris: Boris Johnson: The Irresistible Rise of a Political Celebrity’. 

Akan tetapi, seperti dijelaskan penulis lainnya yaitu Andrew Gimson pada 2012 dalam buku ‘Boris: The Rise of Boris Johnson (Edisi Kedua)’, pria kelahiran Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada 19 Juni 1964, ini disukai banyak orang karena mampu membuat orang-orang tergelak tawa.

Kesensasionalan Boris bisa jadi memang mengalir dalam darahnya. Ayahnya, Stanley Johnson, mewarisi darah Inggris, Swiss, Prancis, sekaligus Turki. Dari ibunya, Irene Johnson, Stanley juga mewarisi darah bangsawan.

Irene disebut-sebut merupakan anak haram dari Pangeran Württemberg, Paul, keturunan langsung dari Raja Inggris George II. Dalam perjalanannya, sang ayah juga berkarier di bidang politik dan menghabiskan masa tuanya dengan menulis.

Sementara ibu BoJo –sapaan akrab Boris, Charlotte Johnson Wahl, merupakan putri seorang pengacara hak asasi manusia asal Inggris, James Fawcett dan cucu dari paleografi Amerika Serikat, keturunan Yahudi-Rusia dan seorang penerjemah asal Pennsylvania. Charlotte sendiri menggeluti dunia seni lukis wajah, sebelum akhirnya menikah dengan ayah Boris, yang seorang politisi konservatif pada 1963.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement