PEMILIHAN presiden Amerika Serikat telah berjalan kurang lebih setahun. Dalam hitungan jam, seluruh perjuangan dan persaingan itu akan berakhir.
Sekira 11 negara bagian diperkirakan akan menjadi penentu bagi kemenangan salah satu kandidat. Tahun ini, negara yang paling banyak pemilih tidak tetapnya adalah Arizona, Florida, Iowa, Michigan, Nevada, New Hampshire, North Carolina, Ohio, Pennsylvania dan Wisconsin. Demikian menurut Cook Political Report.
Akan tetapi, berdasarkan penelusuran Rothenberg & Gonzales Political Report, hasilnya hamper mirip. Hanya ditambahkan juga Colorado dan Georgia, sementara Michigan tidak berada di dalam daftar swing states.
Beda lagi dengan Five Thirty Eight yang menyebut Minnesota dan Michigan termasuk negara bagian kunci, sedangkan Arizona dan Georgia tidak. Dilansir dari Time, ada kemungkinan juga bahwa tahun ini swing voters mengerucut hanya dalam lima negara bagian, yakni North Carolina, Florida, Ohio, New Hampshire dan Nevada.
Terlepas dari hasilnya kelak, berikut ini Okezone merangkum sejumlah momen kunci dalam setahun kampanye kepresidenan Hillary Clinton dan Donald Trump.
1. Kontroversi dan Skandal Seputar Individu
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pilpres AS 2016 dibuat gerah dengan kepribadian kedua kandidat. Persaingan menduduki kursi orang nomor satu dilakukan dengan saling menjatuhkan, mengorek luka lama dan intinya menyerang individu satu sama lain.
Baik Hillary dan Trump seolah memiliki porsi yang sama dalam persoalan skandal dan kontroversi. Hillary dengan skandal e-mail dan perselingkuhan suaminya, Bill Clinton juga kasus dugaan korupsi atau penyalahgunaan uang donasi yayasan amalnya oleh Chelsea Clinton.
Di sisi lain, Trump menuai getah dari ucapan-ucapannya sendiri di depan media. Sebut saja di antaranya, kebijakan untuk membangun tembok bagi para imigran, membuat semua umat Islam memakai tanda pengenal dan isu pelecehan seksual.
2. Isu Kesehatan
Salah satu yang tak pernah dipersoalkan sebelumnya, tetapi menjadi perbincangan hangat pada pilpres tahun ini adalah isu kesehatan kedua kandidat. Hillary beberapa kali menunjukkan kondisi yang kurang fit. Dia sering terbatuk-batuk parah saat berorasi dan puncaknya ketika dia hampir pingsan kala menghadiri peringatan 9/11.
Trump dengan senang hati memamerkan laporan hasil uji medisnya kepada Dokter Oz dan mendapat pujian luar biasa. Walau bertubuh tambun, miliarder berdarah Skotlandia itu dinyatakan segar bugar dan layak menjadi presiden AS.
Dari segi usia, Hillary lebih muda dua tahun dari Trump yang kini genap berusia tujuh dekade.
3. Debat Kandidat
Debat capres pertama menjadi yang paling ditunggu-tunggu. Jumlah penontonnya bahkan memecahkan rekor terbanyak sepanjang sejarah pilpres AS dengan 84 juta pasang mata menyaksikan perdebatan empat mata tersebut.
Itu pun hanya dihitung dari 13 stasiun televisi nasional di Negeri Paman Sam yang menyiarkan secara langsung. Belum terhitung di seluruh dunia yang menyaksikan.
Jumlah tersebut memecahkan rekor jumlah penonton debat capres sebelumnya yang dicapai pada 1980. Saat itu, debat antara Jimmy Carter dengan Ronald Reagan disaksikan 80,6 juta penonton lewat layar kaca.
Intrik dan serangan terhadap lawan menjadi sesuatu yang juga sayang untuk dilewatkan. Situasinya naik turun di antara kedua kubu, merah dan biru. Dari yang awalnya cukup terkendali, saling senyum dan tukar salam antara kedua keluarga. Sampai pada final debat capres yang diakhiri tanpa saling tegur dan jabat tangan.
4. Dana Kampanye
Bicara soal uang dalam kontestasi politik, Hillary mendulang penghasilan tertinggi. Menjelang puncak pilpres AS, mantan ibu negara itu berhasil meraup dana kampanye sebesar USD989 juta atau setara Rp13 triliun per September 2016.
Sementara di pihak lain, Trump yang belum mengumumkan hasil penggalangan dananya bulan lalu berhasil mengumpulkan USD90 juta atau Rp1 triliun pada Agustus. Juragan real estate itu memang diketahui lebih banyak merogoh koceknya sendiri untuk mendaki ke posisi puncak seperti sekarang.
Walau terbilang amat baru di dunia politik, ayah lima anak tersebut berhasil melibas lawan-lawan separtainya di Republik dan maju menjadi tandingan Hillary di partai final.
5. Torehan Sejarah
Selain mencatatkan rekor baru dalam jumlah penonton. Pilpres tahun ini diperkirakan menjadi yang paling banyak mencetak sejarah. Satu, jika Hillary Clinton keluar sebagai pemenang, maka dia akan menjadi perempuan pertama yang memimpin Negeri Paman Sam.
Sementara jika Trump yang menang, Presiden AS untuk pertama kalinya akan didampingi oleh ibu negara berdarah komunis. Melania Trump diketahui lahir di Slovenia pada masa pemerintahan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito. Perempuan bernama asli Melanija Knavs itu juga akan menjadi model panas pertama yang jadi ibu negara.
Sejarah kedua yang dicatatkan adalah pengerahan keamanan terketat. Tepat pada hari pemilihan 8 November 2016, kepolisian New York (NYPD) berencana menurunkan personilnya dalam jumlah termasif sepanjang sejarah pilpres AS.
Lebih dari 5.000 polisi akan disebar ke seantero Big Apple untuk menjaga proses pilpres hingga penghitungan suara lancar. Sebagaimana kedua kandidat sama-sama akan menonton pertempuran terakhir mereka di kota terbesar di AS tersebut.
(Rahman Asmardika)