Saya sampaikan dalam persaingan global sekarang ini, tidak melihat negara itu besar, tidak melihat negara itu kuat. Tapi siapa yang inovatif dan cepat mengantisipasi perkembangan maka dia yang akan jadi pemenang. Tidak ada satu negara pun yang tidak saling tergantung, maka Indonesia pun saling tergantung dengan Singapura dan negara-negara yang lainnya.
Saya juga berterima kasih bahwa investasi semua negara ke Filipina hampir sama jumlahnya dengan investasi Singapura ke Indonesia. Ini kan merupakan kepercayaan publik karena di Singapura hampir semua perwakilan negara-negara itu ada. Jadi kalau singapura berani berinvestasi ke Indonesa, negara lain juga akan berani investasi. Kita memerlukan investasi itu. Ibaratnya Singapura sebagai promosi.
Bagaimana prospek hubungan TNI dengan tentara Singapura ke depan?
Saya katakan bahwa sejak saya memimpin dan Letjen Lim memimpin, kita memanfaatkan kunjungan bilateral, pendidikan, pertukaran mulai dari perwira yunior dari berbagai korps. Sehingga begitu mereka menjabat, mereka sudah familiar. Jadi inilah diplomasi militer yang ikut mewujudkan suasana kondusif. Demikian juga masalah teroris, saya buka pelatihan tentang teroris, karena teroris ini sekarang kan teroris global sehingga satu dan lainnya saling ketergantungan. Dan perlu kecepatan tinggi untuk bagaimana menghadapi terorisme.
Apa makna politik bagi Bapak terhadap penghargaan dan penyembutan yang begitu spesial dari Pemerintah Singapura?