Hal itu kata Hary, terjadi karena unsur masyarakat produktif Indonesia sedikit, mayoritas negara berada di kalangan bawah sehingga tidak ikut ambil bagian aktif memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.
"Kita lihat dari struktur pembiayaan daerah saja sudah keliatan seluruh 34 provinsi itu di subsidi dari APBN. APBN itu anggaran pusat yang uangnya juga banyak dari utang jadi kompleks memang. Itu karena kelompok produktif tidak banyak makanya kesenjangan sosial, artinya itu yang mapan sedikit yang tidak mapan banyak," terangnya.
Belum lagi, sambung Hary Tanoe, banyak yang tidak mengenyam pendidikan juga menyebabkan produktifitas bangsa kita relatif rendah.
"Artinya apa tantangan partai kedepan bagaimana kita bisa ikut ambil bagian dalam membangun masyarakat kita, khususnya masyarakat menengah kebawah mempercepat pertmbuhan mereka sehingga mereka menjadi produktif," ungkapnya.
"Bagaimana caranya ada keberpihakan, bagaimana menciptakan keberpihakan dengan kebijakan, itulah ada partai politik ada Pemuda Perindo itulah ada Partai Perindo," pungkasnya.
(Awaludin)