Namun pihaknya akan terus memantau perkembangan kedua anak, meski nantinya ada kemungkinan dinikahkan. Pihaknya meminta kedua belah pihak keluarga untuk membatasi pertemuan keduanya supaya mencegah kehamilan lagi.
"Intensitas pertemuan yang terlalu sering juga bisa memicu kekerasan dalam rumah tangga. Keduanya masih anak - anak secara mental belum siap menikah," terangnya.
Bahkan sempat ada wacana akan memisahkan keduanya pasca-menikah nantinya. "Ada wacana pihak laki-laki ini akan dibawa ayah kandungnya ke Trenggalek. Mungkin menunggu dia lulus (SD) dulu," ungkapnya.
Ia juga memuji kedua belah keluarga yang bersikap proporsional, tidak menyalahkan sang anak. Tak hanya itu, kedua keluarga juga mencoba memberi solusi terbaik bagi anak mereka supaya tak menambah beban sang anak.
"Kami juga berharap keluarga sang perempuan tidak melaporkan ke kepolisian dan mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan," pungkasnya.