“Evaluasi jelas ada. Kita akan konsentrasi lagi 5 tahun ke depan, kalau kaget dan shock enggak, tapi evaluasi tetap ada,” imbuhnya.
(Baca Juga: JK: Saya Bukan Peramal, tapi PAN Akan Menerima Siapa Saja yang Menang)
Selain masalah money politics, Agung mengaku kegagalan PAN di Jateng tahun ini juga disebabkan berbagai faktor. Salah satunya kesolidan PAN dalam mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02 pada Pilpres 2019.
Raihan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jateng yang tidak terlalu signifikan seakan sebanding dengan apa yang diraih PAN.
“Faktor lain yakni perpindahan kantor pusat BPN di Jateng [Solo]. Dengan dipindahnya markas BPN di Jateng pertarungan lokal jadi terasa. Saat di Jakarta, pertarungannya lebih nasional,” ujarnya.
(Khafid Mardiyansyah)