Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sam Ratulangi, Sosok di Balik Nama Indonesia

Subhan Sabu , Jurnalis-Rabu, 14 Agustus 2019 |07:13 WIB
Sam Ratulangi, Sosok di Balik Nama Indonesia
Sam Ratulangi dalam foto (Subhan Sabu/Okezone)
A
A
A

Ditolak Amsterdam tidak membuat Ratulangi patah arang. J.H. Abendanon, seorang sosialis Belanda yang juga kawan pena R.A. Kartini, membantu Ratulangi pindah ke Zurich University. Selama empat tahun 1915-1919 di Universitas Zurich, Ratulangi mendapat gelar Doktor dalam Ilmu Pasti dan Ilmu Alam dari Universitas Zurich, Dr Ratulangi mengabdikan dirinya dalam lapangan pendidikan dan asuransi bagi negeri tercinta yaitu Indonesia.

Di tahun 1919-1922 Ratulangi menjadi guru sekolah menengah pertama di Yogyakarta. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan guru di masanya. Dan Pada tahun 1922-1924 Dr Ratulangi diangkat menjadi Direktur Maskapai Asuransi Indonesia di Bandung. Di tahun yang sama beliau diangkat sebagai Sekretaris Dewan Minahasa di Manado.

Banyak tindakan Dr. Ratulangi yang menguntungkan rakyat Minahasa. Ia berhasil menghapuskan kerja paksa (rodi), menyelenggarakan transmigrasi, mendirikan yayasan dana belajar dan sebagainya. Setelah beberapa bulan kemudian,di tahun 1927 rakyat Minahasa memilih Dr. Ratulangi menjadi wakilnya untuk duduk sebagai anggota Volksrad (Dewan Rakyat).

Pada tahun 1944, ia dipindahkan ke Sulawesi Selatan untuk menjadi penasihat pemerintah militer di Makassar, yang termasuk wilayah timur yang dikendalikan oleh Angkatan Laut Jepang. Pada bulan Juni 1945, Ratulangi mendirikan sebuah organisasi bernama Sumber Darah Rakyat (SUDARA). Ia menggunakan organisasi ini untuk membangkitkan sentimen nasionalis di Sulawesi dalam mengantisipasi kemungkinan kemerdekaan dalam waktu dekat.

Sam Ratulangi

Pada awal Agustus 1945, Ratulangi diangkat sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mewaliki Sulawesi. Pada saat Soekarno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, Ratulangi hadir dalam upacara tersebut karena Ratulangi baru saja tiba di Batavia bersama para anggota PPKI lainnya dari wilayah timur untuk mengikuti rapat PPKI.

Rapat PPKI yang diadakan pada hari berikutnya menghasilkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan pengangkatan secara aklamasi Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Rapat-rapat itu juga membagi Indonesia ke dalam wilayah-wilayah administratif di mana Ratulangi diangkat menjadi Gubernur Sulawesi yang berpusat di Makassar

Setelah kembali ke Makassar tanggal 19 Agustus 1945, Ratulangi mengumumkan secara resmi kemerdekaan republik Indonesia di depan rakyat Sulawesi. Untuk mempertahankan tegaknya Republik Indonesia Gubernur Ratulangi membentuk badan perjuangan rakyat yang di beri nama Pusat Keselamatan Rakyat.

Seluruh lapisan masyarakat di Sulawesi mendukung segala kebijaksanaan Dr. Ratulangi. Ia juga membuat petisi kepada PBB, yang ditandatangani oleh 540 pemuka rakyat Sulawesi. Petisi itu menyatakan bahwa Sulawesi tidak dapat di pisahkan dari Republik Indonesia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement