Baca juga: Pasca-Tragedi Siswa SMPN 1 Turi, Bupati Sleman Panggil Seluruh Kepsek
Ia pun berjanji akan menelaah lebih detail terkait aturan yang ada di Kwarda Pramuka DIY terutama untuk kegiatan luar ruangan. Pertimbangan resiko, serta plus minus sebuah kegiatan harus diperhitungkan betul agar insiden seperti kemarin tak lagi terjadi.
“Kami undang pimpinan dan pelatih yang juga akan memberi edukasi kebencanaan atau hal seperti ini betul, agar pembina lebih berhati-hati memilih kegiatan outdoor. Sebelum berangkat harus tahu plus minus termasuk resiko dengan membawa segitu banyak siswa,” sambung putri sulung Sri Sultan HB X ini.
Sementara itu, pihak sekolah melalui Tutik Nurdiana, Kepala Sekolah mengakui tak ada koordinasi tentang penyelenggaraan susur sungai. Menurut dia, kegiatan tersebut sudah rutin dilakukan setiap semester sehingga dianggap hal yang lumrah saja.
“Kemarin ada program kegiatan susur sungai, ini rutin di latihan pramuka. Anak-anak, penduduk sini pasti familiar dengan lingkungan Turi ini maka tidak ada hal khusus. Pendamping 7 itu dari sekolah, bapak dan ibu guru. Saya kebetulan baru 1,5 bulan di sini dan program itu melanjutkan program lama. Semester lalu sudah ada, tapi jujur saya tak tahu program kemarin (susur sungai) karena dinilai hal biasa, anak Turi susur sungai itu biasa,” tandas Tutik.
(Awaludin)