Ketiga, Susaningtyas menjelaskan, adalah tingkat program yakni fokus pada peningkatan kompetensi, kesejahteraan dan pendidikan di entitas masing-masing. Misalnya, memperbaiki tingkat kesejahteraan personel, baik materil dan non-materil, serta kompetensi personel melalui pelatihan dan pengembangan kemampuan mereka sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
"Dengan kapasitas TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya yang semakin baik, akan terwujud kemantapan dalam koordinasi dan kerjasama dalam menjaga stabilitas keamanan nasional," ucapnya.
Susaningtyas menerangkan, tingkatan program harus mampu beradaptasi dengan perkembangan globalisasi dan berbagai ancaman saat ini. Di antaranya paham radikal yang dapat merusak karakter manusia Indonesia yang unggul.
"Paham ini masuk melalui jejaring internet dan media sosial. Sudah saatnya integrasi TNI-Polri dan berbagai komponen bangsa lainnya memasukkan cyberwarfare sebagai bagian dari kompetensi untuk melawan kampanye global terorisme yang makin marak," ujarnya.
Ia menyebut, salah satu contoh adalah memperkuat kehadiran portal damai yang merupakan binaan BNPT dalam menggandeng komunitas anak muda & penggiat dunia maya untuk aktif menyukseskan “portal damai”.
Baca Juga : TNI-Polri Siap Kawal Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Maju
"Pembangunan SDM yang unggul dan kesejahteraan masyarakat sulit terwujud tanpa adanya stabilitas keamanan nasional. Untuk itu, optimalisasi integrasi TNI-Polri bersama komponen bangsa lainnya dalam menjaga stabilitas keamanan nasional merupakan kunci keberhasilan program pembangunan SDM yang unggul, serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)