Lalu warga berusaha untuk mengeluarkan korban dari himpitan pohon sawit itu. Berbagai upaya dilakukan untuk mengeluarkan korban, dan ahirnya pohon itu dipotong agar ayah Jana dan Jani bisa dievakuasi.
Akibat peristiwa itu, kaki kanan patah dan terkulai, wajah lebam membiru, dan tulang di bagian belakang tubuhnya juga sebagian patah.
Salah seorang terangga korban, Rukiem (45) mengatakan korban sebelum kejadian sudah dua hari berturut- turut berusaha menumbangkan pohon sawit yang sudah disambar petir yang berada di ladang belakang rumahnya dengan menggunakan kapak.
Diduga korban hendak menebang pohon sawit itu, namun merasa kecapean lalu duduk di dekatnya untuk beristirahat, "Namun tak terpikirkan oleh korban kalau pohon sawit yang sudah dikampaknya itu bakal tumbang dan langsung menimpah dirinya," kata Rukiem.
Rukiem juga menuturkan, istri korban sekira pukul 12.00 WIB siang itu sudah berusaha mencari suaminya untuk menyuruh makan siang, tapi korban tak ditemukan. Namun kini sudah didapati dalam keadaan tewas.
Jenazah korban setelah dimandikan dan disholatkan pada Minggu 9 Agustus 2020 sebelum sholat Zuhur. Oleh pihak keluarga dan warga diantarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
(Abu Sahma Pane)