AMSTERDAM - Munculnya laporan yang menyalahkan kabinet atas salah urus dana subsidi pengasuhan anak membuat Pemerintah Belanda yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Rutte secara kolektif mengundurkan diri pada Jumat 14 Januari.
Pengunduran diri itu menghebohkan publik, karena seluruh pemerintahan Belanda mundur secara teratur dan serentak, berikut fakta-faktanya yang dikutip dari berbagai sumber:
1. Surat Pengunduran Diri Sudah Diserahkan
Rutte mengatakan bahwa dia telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Raja Belanda, Raja Willem-Alexander. Para menteri akan tetap sebagai bagian dari pemerintahan sementara sampai koalisi baru terbentuk.
2. Kontroversi Program Subsidi Pengasuhan Anak
Subsidi anak sedianya memberikan bantuan kepada ribuan warga kurang mampu di negeri tersebut. Namun, Pihak berwenang menghadapi kontroversi ketika ribuan orang secara keliru dituduh melakukan penipuan, dan dipaksa untuk membayar kembali subsidi perawatan anak kepada negara.
"Orang-orang yang tidak bersalah telah terluka, hidup mereka telah dihancurkan, dan parlemen tidak diberi informasi yang memadai dan tidak lengkap tentang hal ini," kata Rutte pada konferensi pers sebagaimana dilansir RT.
Rutte mengatakan bahwa "sistem baru subsidi pengasuhan anak harus diperkenalkan."
3. Komite Parlemen Dikerahkan
Pada Desember 2020, komite parlemen yang ditugaskan untuk menyelidiki urusan tersebut menyimpulkan bahwa sejumlah besar orang tua telah menjadi korban dari "ketidakadilan yang belum pernah terjadi sebelumnya" selama kampanye penanganan penipuan yang salah urus oleh pemerintah.
Media lokal melaporkan bahwa kecurigaan pertama kali muncul pada 2014, ketika 230 keluarga mengalami masalah keuangan yang serius karena mereka tiba-tiba terputus dari program bantuan pengasuhan anak karena "indikasi penipuan". Saat ini, sekira 1.800 di Belanda keluarga berhak menerima kompensasi dari layanan pajak tersebut.
(kha)