Alhasil, tanah tebing yang menjadi tempat pemakaman umum itu pun perlahan terkikis sehingga mengakibatkan longsor.
Baca juga: Per Hari Ada 100 Jenazah Dimakamkan dengan Prokes Covid-19, Pemprov DKI: Jaga Kesehatan!
"Dulu pohon bambu untuk menahan tanah biar tidak longsor banyak. Tapi ini sudah dikeruk semua, bekasnya juga masih ada. Kemudian kena banjir, itulah awal longsor. Tapi sekarang walaupun banjir besar air tidak sampai makam. Tapi justru airnya berasal dari makam ini yang mengikis tanah," ujar Bangun.
Ia menambahkan, sebanyak 10 makam yang berada di bibir tebing runtuh ke bawah hingga akhirnya tertimbun di pinggir kali Pepe.
Bangun mengaku tak tahu apakah tulang belulang dari makam ikut terkena longsor. Namun, kain kafan dari jenazah banyak tersangkut di akar pohon.
"Saya tidak tahu apakah tengkorak dan tulang belulang orang yang sudah meninggal ada ditimbunan tanah atau tidak. Yang jelas, kain kafan banyak tersangkut di akar pohon dan tanah tebing," ujarnya.