Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Filipina Desak China Tarik 220 Kapal Ikan di Terumbu Karang yang Disengketakan

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 23 Maret 2021 |11:58 WIB
Filipina Desak China Tarik 220 Kapal Ikan di Terumbu Karang yang Disengketakan
Filipina desak China tarik 220 kapal di terumbu karang yang disengketakan (Foto: CNN)
A
A
A

HONG KONG - Filipina meminta China segera menarik kembali lebih dari 200 kapal yang ditengarai sebagai kapal ikan yang berada di terumbu karang yang disengketakan oleh kedua negara.

Filipina menggambarkan kehadiran kapal-kapal ini sebagai "tindakan provokatif yang jelas."

Pejabat pemerintah Filipina pada Sabtu (20/3) merilis gambar dari apa yang mereka katakan sebagai 220 kapal China yang ditambatkan di Whitsun Reef, yang disebut Manila sebagai Karang Julian Felipe, dekat dengan provinsi Palawan di Filipina barat di Laut China Selatan pada 7 Maret lalu.

"Kami menyerukan kepada China untuk menghentikan serangan ini dan segera menarik kembali kapal-kapal ini yang melanggar hak maritim kami dan melanggar batas wilayah kedaulatan kami," kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana pada Minggu (21/3), menurut Kantor Berita Filipina (PNA) yang dikelola pemerintah.

Lorenzana menyebut perkembangan sebagai "tindakan provokatif yang jelas dari militerisasi daerah tersebut" dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh PNA.

(Baca juga: Cemburu Suami Menginap di Rumah Istri Kedua, Istri Gigit Mr. P hingga Hancur)

Terumbu karang, yang merupakan bagian dari kepulauan Kepulauan Spratly, diklaim oleh kedua pemerintah. Filipina menyatakan jika terumbu karang itu termasuk dalam zona ekonomi eksklusif negara itu. Keputusan pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2016 menolak klaim China atas hampir semua Laut China Selatan, meskipun Beijing menolak untuk mengakui keputusan tersebut.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengatakan dia telah mengajukan protes kepada pemerintah China atas kehadiran kapal-kapal China tersebut, dengan mencuitkan pesan di Twitter pada Minggu (21/3) malam. "Protes diplomatik dimulai malam ini; tidak bisa menunggu cahaya pertama,” cuitnya.

Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat merilis foto-foto kapal tersebut selama akhir pekan. CNN Filipina melaporkan, mengutip kekhawatiran "karena kemungkinan penangkapan ikan yang berlebihan dan kerusakan lingkungan laut." Namun, satgas juga mencatat bahwa kapal-kapal tersebut tidak menangkap ikan saat terlihat meski cuaca cerah.

Sementara itu, pada Senin (22/3), seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan kapal-kapal penangkap ikan itu terlibat dalam operasi rutin di pulau yang disebut China sebagai Kepulauan Nansha.

(Baca juga: Bejat, Gadis 16 Tahun Diperkosa Dua Pria di Hutan, Ditemukan Pengendara di Jalanan)

"Untuk jangka waktu yang lama, kapal penangkap ikan China telah menangkap ikan di perairan yang berdekatan. Beberapa kapal telah berlindung dari angin. Ini sangat normal. Kami berharap pihak terkait dapat melihat ini secara rasional," kata juru bicara Hua Chunying.

China telah dituduh menggunakan armada penangkap ikannya yang besar untuk membantu menegaskan klaim teritorial Beijing di seluruh 1,3 juta mil persegi Laut China Selatan, meskipun China telah menolak tuduhan itu sebagai tidak berdasar.

Dalam laporan armada tahun 2019, Pusat Kajian Strategis dan Internasional mengatakan "sejumlah besar kapal penangkap ikan di daerah itu tidak melakukan penangkapan ikan secara penuh waktu untuk menjadi bagian langsung negara," dan bahwa kapal penangkap ikan "setidaknya berdiri. sebanyak kemungkinan untuk memicu bentrokan kekerasan seperti halnya angkatan bersenjata di kawasan itu. "

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement