BEIRUT – Miliarder Lebanon Najib Mikati pada Senin (26/7/2021) mendapatkan dukungan dari kelompok Hizbullah dan Amal untuk membentuk pemerintahan dan menjadi perdana menteri (PM) negara itu. Mikati diangkat menjadi PM oleh Presiden Michel Aoun setelah memperoleh mayoritas 72 dari 118 anggota parlemen.
"Saya tidak memiliki tongkat ajaib dan tidak dapat melakukan keajaiban... tetapi saya telah mempelajari situasi untuk sementara waktu dan memiliki jaminan internasional," kata Mikati setelah pemungutan suara.Â
BACA JUGA:Â Bank Dunia: Krisis Lebanon Adalah yang Terburuk di Dunia Sejak 1850-an
Mikati telah berjanji untuk menerapkan rencana Prancis yang melibatkan pembentukan pemerintah spesialis untuk mendorong reformasi yang cukup untuk menarik bantuan asing dan meringankan penderitaan ekonomi negara. Mikati sekarang perlu membentuk kabinet dari faksi-faksi politik yang berselisih di negara itu.
Sang miliarder sebelumnya pernah menjabat sebagai PM Lebanon untuk periode singkat pada 2005, dan kembali menjabat dari 2011 hingga 2013.
BACA JUGA:Â Dilaporkan Hilang, Pengkritik Hizbullah Ditemukan Tewas Dalam Mobilnya
Pada 2019, tuduhan korupsi diajukan terhadapnya, dengan tuduhan mendapatkan keuntungan gelap dari skema pinjaman perumahan bersubsidi. Mikati membantah melakukan kesalahan dan mengatakan tuduhan itu bermotif politik.
Tuduhan itu dibatalkan pada Mei 2021 ketika jaksa penuntut umum yang mengawasi dakwaan dicopot dari jabatannya, sebuah keputusan yang oleh Komisi Ahli Hukum Internasional disebut sebagai “serangan” terhadap peradilan.
Follow Berita Okezone di Google News