Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bagaimana Gempa Bumi Munculkan Lubang-Lubang Menganga Seperti 'Keju Swiss'?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 30 Juli 2021 |08:03 WIB
Bagaimana Gempa Bumi Munculkan Lubang-Lubang Menganga Seperti 'Keju Swiss'?
Lubang menganga (Foto: Antonio Sebalj)
A
A
A

  • Apakah bisa diprediksi?

Namun, memprediksi di mana lubang-lubang seperti ini akan terjadi jauh dari mudah, kata ahli geologi Mario Parise, seorang ahli bahaya di lingkungan karst di Universitas Aldo Moro di Bari, Italia.

"Kami sejauh ini hanya mengandalkan data dan dokumen historis untuk mengetahui area yang paling rentan terhadap jenis proses ini," katanya.

“Meskipun beberapa model telah diusulkan dalam dekade terakhir, mengembangkan sistem peringatan untuk lubang runtuhan adalah bidang di mana banyak pekerjaan yang harus dilakukan", tambahnya.

Bagi Tomljenović, salah satu pelajaran dari lubang-lubang di Kroasia adalah perlunya mikrozonasi seismik yang lebih intensif untuk mendeteksi lokasi di dalam area berpenduduk yang sangat rentan terhadap konsekuensi gempa yang berbahaya.

Dia dan rekan-rekannya mencoba melakukan ini dengan menggunakan tomografi resistivitas listrik dan survei refraksi seismik di daerah Mečenčani dan Borojevići, dengan harapan dapat mengidentifikasi lokasi yang aman dari lubang runtuhan dan yang masih rentan terhadapnya.

Namun bahaya lubang runtuhan baru yang muncul di tahun mendatang masih ada di benak banyak warga.

Perubahan tabel air sepanjang tahun, dikombinasikan dengan gempa susulan lebih lanjut saat patahan mengendap, dapat menyebabkan lebih banyak keruntuhan, menurut Stipčević.

Sementara itu, lubang besar berisi air masih ada di taman Borojevic dan bahkan menjadi objek wisata lokal.

Enam bulan setelah gempa, upaya untuk menutup lubang runtuhan harus segera dimulai.

"Ini juga merupakan masalah yang rumit," kata ahli geoteknik Davor Ljubiči yang mengoordinasikan kelompok kerja geoteknik di unit krisis perlindungan sipil.

"Kedua desa ini adalah sumber pasokan air komunal Pašino vrelo serta sejumlah sumur pribadi. Jadi, Anda harus benar-benar berhati-hati dalam memilih bahan untuk menutupi lubang,” lanjutnya.

Menggunakan semen atau bahan yang salah untuk mengisi lubang pembuangan dapat mencemari sumber air minum setempat, jadi para insinyur malah berharap untuk menutupnya dengan batu-batu besar dan kemudian menimbun sisanya dengan batu dan kerikil yang lebih kecil, kata Mario Bači engineer, seorang insinyur sipil di Universitas dari Zagreb.

Itu tidak akan murah. Mengisi lubang di Borojevi bisa menghabiskan biaya sekitar 200.000 euro, atau sekitar Rp3,4 miliar.

"Saya bisa saja mengubahnya menjadi kolam ikan," canda Borojevi.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement