Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tokoh Muhammadiyah Yahya Muhaimin Meninggal Dunia, Ini Kenangan Haedar Nashir

Fahreza Rizky , Jurnalis-Rabu, 09 Februari 2022 |12:56 WIB
Tokoh Muhammadiyah Yahya Muhaimin Meninggal Dunia, Ini Kenangan Haedar Nashir
Haedar Nashir. (Foto: Istimewa)
A
A
A

JAKARTA - Keluarga besar Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Prof Yahya Muhaimin. Ia tutup usia pada Rabu (9/2/2022) pukul 10.10 WIB di RS Geriatri Purwokerto. Rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Bumiayu, Jawa Tengah. Informasi pemakaman masih menunggu dari keluarga.

Sekadar diketahui, Prof Yahya pernah menjadi Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Anggota PP Muhammadiyah periode 2000-2005 dan Atase Dikbud di Washington DC Amerika Serikat.

Prof Yahya berprofesi sebagai dosen, guru besar serta pernah menjadi Dekan di Fisipol UGM. Semasa muda dia aktif dan menjadi tokoh di Ikatan Pelajar Muhamamdiyah. Prof Yahya juga Mantan Mendiknas pada era Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur.

“Beliau adalah guru dan tokoh kami yang rendah hati, bergaul dan ramah menyapa kepada kader muda Muhammadiyah. Beliau sosok intelektual teladan yang menunjukkan kata sejalan tindakan. Meski kritis tetap rendah hati dan tidak tampak aura arogansi dengan kemampuannya yang mumpuni,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

 Baca juga: Biografi Yahya Muhaimin, Mendiknas Era Gus Dur yang Semasa Kecil Akrab dengan Perang

Ketika buku dari disertasinya mengusik orang di sekitar Istana yang berusaha menggugatnya, Prof Yahya menempuh jalan yang dianggapnya baik tanpa konfrontasi. Tetapi karya puncak intelektualnya tetap menjadi rujukan penting para pengkaji ekonomi politik Indonesia, yang membalik teori Marxisme.

“Ketika saya studi S2 dan S3 di UGM, Beliau banyak memberikan perhatian dan dukungan, disertai pesan-pesan kearifannya yang elegan dan tanpa terkesan menggurui. Beliau beberapa kali pesan dengan mengutip pernyataan Pak AR Fakhruddin, "Mengurus Muhammadiyah ojo kenceng-kenceng". Maksudnya, mengelola urusan Muhammadiyah jangan bertegangan-tinggi, moderat saja,” imbuh Haedar.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement