Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perang Semakin Sengit, Pembicaraan Ukraina Rusia Apa yang Dibahas?

Agregasi VOA , Jurnalis-Rabu, 23 Maret 2022 |20:07 WIB
Perang Semakin Sengit, Pembicaraan Ukraina Rusia Apa yang Dibahas?
Perang Rusia Ukraina/ Foto: Reuters
A
A
A

PERANG Rusia dan Ukraina saat ini sedang berlangung 27 hari. Akibatnya, korban jiwa jatuh dikeduabelah pihak. Negara Ukraina pun luluh lantak akibat invasi negara Beruang Merah tersebut.

(Baca juga: Mengejutkan! Putin Dikabarkan Akan ke Bali di Tengah Perang Rusia Ukraina)

Saat ini keduabelah pihak membicarakan kesepakatan damai, sementara tentara mereka saling membunuh setelah invasi Rusia berlangsung sejak 24 Februari lalu. Namun masalah wilayah dapat menenggelamkan peluang kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Turki, yang mencoba menajadi penengah, menyebut kedua pihak hampir mencapai kesepakatan mengenai isu-isu kritis. Inggris telah memperingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin dapat menggunakan pembicaraan damai sebagai tabir untuk mengumpulkan kembali pasukan Rusia.

Dilansir Voa Indonesia, Rabu (23/3/2022) Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan "genosida" orang-orang berbahasa Rusia yang dilakukan Kiev.

(Baca juga: Ukraina Luluh Lantak, Biden ke Brussels Bertemu NATO Bahas Sanksi Baru ke Rusia)

Saat ini, Ukraina sedang memperjuangkan eksistensinya dalam melawan perampasan tanah gaya kekaisaran Rusia dan bahwa klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Sementara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia yang menurut Kremlin pemberian sanksi tersebut sama dengan deklarasi perang ekonomi yang digencarkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. China telah menyerukan untuk tenang.

Apa Isu Utama?

1. Wilayah: Bagian terberat dari pembicaraan.

Rusia mencaplok Krimea pada 2014 dan pada 21 Februari mengakui dua wilayah pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai negara merdeka.

Sejak invasi tersebut, pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar wilayah di sisi selatan Ukraina di utara Krimea, area di sekitar wilayah pemberontak dan di timur dan barat Kyiv.

Rusia memiliki setidaknya 170.000 kilometer persegi wilayah lainnya.

Ukraina telah mengatakan tidak akan pernah mengakui kendali Rusia atas Krimea, kemerdekaan wilayah pemberontak yang didukung Rusia atau wilayah tambahan yang luas yang diambil oleh Rusia.

"Posisi kami tidak berubah," kata perunding Ukraina Mykhailo Podolyak. Dia mengatakan Ukraina bersikeras pada gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia dan jaminan keamanan yang kuat.

Pejabat Ukraina mengatakan mereka tidak akan menerima pencaplokan wilayahnya atau mengakui wilayah pemberontak yang didukung Rusia di Luhansk dan Donetsk.

Pengakuan tentang kedaulatan Rusia yang efektif hingga sepertiga wilayahnya akan sulit bagi pemimpin Ukraina mana pun.

Bagi Moskow, pengakuan Ukraina atas kendali Rusia atas Krimea, wilayah pemberontak dan mungkin petak tanah utara Krimea yang memberinya jembatan darat ke Krimea dan kontrol atas pasokan air minum untuk semenanjung itu, akan menjadi penting.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement