Caranya dengan sosialisasi terkait deteksi dini dan tata laksana kasus hepatitis akut misterius kepada Fasyankes/Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Puskesmas, FKTP/Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun FKRTL/Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, Sudinkes/Suku Dinas Kesehatan) serta tenaga Kesehatan di DKI Jakarta.
Di antaranya dengan membuat surat edaran atau surat pemberitahuan terkait kewaspadaan dini kasus acute hepatitis unknown aetiology kepada seluruh RS dan Puskesmas di DKI Jakarta, membuat formulasi untuk pelaksanaan HRR (Hospital Record Review) terhadap kasus yang sesuai kriteria WHO, yakni usia <16 tahun dan nilai SGOT/SGPT >500 sejak 1 Oktober 2021.
Lalu melakukan analisis data kasus hepatitis akut misterius ini, baik bersumber data HRR maupun pelaporan RS dalam website surveilans Dinkes DKI Jakarta, memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap penyakit ini, berkoordinasi dengan Sudinkes/Puskesmas terkait pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke alamat kasus dan HRR ke rumah sakit.
Strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan melalui Sudinkes dan Fasyankes, baik FKTP maupun FKRTL, dengan berkomunikasi serta memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hepatitis akut misterius ini, dalam upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pencegahan jalur masuk agen penyakit melalui saluran napas dan cerna.
Dinkes DKI Jakarta terus mengimbau masyarakat agar mewaspadai hepatitis akut, namun tetap tenang dan tidak perlu panik. Masyarakat dapat melaporkan/membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas terdekat bila menemui anak usia <16 tahun yang mengalami gejala awal, yakni mual, muntah, diare berat, dan dapat disertai demam ringan.
Segera bawa ke fasyankes sebelum mengalami gejala lanjutan, yakni urin pekat seperti air teh dan BAB (Buang Air Besar) berwarna putih/pucat, warna mata dan kulit kuning, gangguan pembekuan darah, kejang, serta kesadaran menurun.
Masyarakat dapat mencegah kuman/agen penyebab acute hepatitis unknown aetiology dengan rutin mencuci tangan memakai sabun, mengonsumsi makanan dalam kondisi matang dan bersih, tidak bergantian menggunakan alat makan dengan orang lain, menghindari kontak dengan orang sakit, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.