Ruangan-ruangan itu dibuka dari waktu ke waktu untuk direstorasi.
Di India, ada mitos yang terus-menerus dipercaya, bahwa Taj awalnya adalah kuil Hindu, yang didedikasikan untuk Siwa. Setelah Suraj Mal, seorang raja Hindu, menaklukkan Agra pada 1761, seorang pemuka agama khusus istana disebut-sebut memberikan saran untuk mengubah Taj menjadi sebuah kuil.
PN Oak, yang mendirikan sebuah lembaga untuk menulis ulang sejarah India pada 1964, mengatakan dalam sebuah buku bahwa Taj Mahal memang sebuah kuil Siwa.
Pada 2017, Sangeet Som, seorang pemimpin BJP, menyebut Taj Mahal "menodai" budaya India karena telah "dibangun oleh pengkhianat".
Pekan ini, Diya Kumari, seorang anggota parlemen BJP, mengatakan Shah Jahan telah "merebut tanah" yang dimiliki oleh keluarga kerajaan Hindu dan membangun monumen tersebut.
Teori-teori ini, kata Safvi, digencarkan kembali oleh kaum sayap kanan dalam dekade terakhir ini.
"Sayap kanan dijejali berita palsu, sejarah palsu, dan rasa kehilangan dan korban Hindu," katanya.
Atau seperti yang dicatat Koch, "Tampaknya ada lebih banyak fiksi tentang Taj daripada penelitian ilmiah yang serius."
(Nanda Aria)