UKRAINA - Kepala perusahaan tenaga nuklir Ukraina Petro Kotin menuduh pasukan Rusia yang menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia telah mengubah situs itu menjadi pangkalan militer untuk melancarkan serangan terhadap posisi Ukraina.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa ancaman terhadap PLTN itu "dahsyat", tetapi tetap aman.
Kotin, yang mengepalai Enerhoatom, mengatakan 500 tentara Rusia berada di PLTN, dan bahwa mereka telah menempatkan peluncur roket di daerah tersebut, klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.
Baca juga: Tragedi Serangan PLTN Terbesar, Jawaban Putin Tegaskan Itu Ulah Radikal Ukraina
"Mereka [pasukan Rusia] menggunakannya [pembangkit listrik] seperti perisai melawan pasukan Ukraina, karena tak seorang pun dari Ukraina akan melakukan sesuatu," terangnya.
"Angkatan Bersenjata Ukraina tahu bahwa ini adalah personel Ukraina dan ini adalah PLTN Ukraina dan ada orang Ukraina [di sana] jadi kami tidak akan membunuh orang-orang kami, staf kami dan merusak infrastruktur kami,” lanjutnya.
Baca juga: PLTN Zaporizhzhia Sempat Terbakar, Ukraina: Pasokan Energi Tidak Bermasalah
Dia mengatakan staf PLTN pabrik, bekerja di bawah tekanan dan dalam bahaya. Beberapa staf juga telah ditangkap, dipukuli dan disiksa.
Dia mengatakan rencana Rusia adalah memutuskan pembangkit listrik dari jaringan Ukraina dan akhirnya menghubungkannya ke sistem Rusia.
Oleksandr Sayuk, walikota Nikopol, yang duduk di seberang sungai Dnipro, mengatakan kepada BBC pekan lalu bahwa kotanya berada di bawah serangan Rusia "hampir setiap malam", dan bahwa serangan itu dilakukan oleh pasukan di pusat nuklir.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News