Nurhadi pun mengangkat kembali tubuh awi dan urung memasukkannya ke septic tank. Akhirnya Nurhadi mendapat cara lain, ia mencongkel paving yang ada di garasi kemudian ia kembali menggali lubang sedalam 30 sentimeter.
Ternyata Nurhadi hendak menguburkan Awi di situ, dengan posisi kepala berada di sisi selatan. Nurhadi kemudian menaburkan semen kering ke seluruh tubuh awi lalu meyiramkannya dengan air hingga semen itu menjadi pekat. Sebenarnya awi saat itu masih hidup.
Kemudian Nurhadi kembali menata paving untuk menutupi lubang kuburan Awi.
Setelahnya Nurhadi berniat kabur, ia membawa seluruh pakaian dan HP Awi. Butuh sekira tiga jam bagi Nurhadi untuk membunuh dan menguburkan Awi.
Nurhadi pun kabur melalui terminal Purabaya, Bungurasih. Setelah sempat pulang ke Jombang, ia kabur ke rumah temannya di Malang. Di sana Nur sempat menjual HP Awi senilai rp50 ribu.
Polisi pun mengungkap pembunuhan sadis itu, dikutip Okezone, Tersangka ditangkap oleh unit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya di rumah orangtuanya di Dusun Tangkil, Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Malang, tanpa perlawanan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta mengatakan, peristiwa maut itu terjadi pada Rabu 15 Oktober sekira pukul 20.00 WIB. Saat itu, dua orang ini tengah kerja lembur dalam satu rumah di Perumahan Dharma Husada Indah Blok B/154, Surabaya.
Dalam proyek renovasi rumah itu ada 10 Pekerja, satu orang mandor dan pengawas. Rupanya, pada saat itu hanya Awi dan Nur saja yang lembur.
Dua orang ini setiap hari juga tidur di lokasi proyek. Hingga suatu ketika keduanya berselisih paham. "Korban sempat memukul tersangka sebanyak 4 kali," jelas Setija, Minggu (19/10/2014) Sore.