Menanggapi kunjungan Xi ke Riyadh, Washington mengatakan "tidak terkejut" dan "mewaspadai pengaruh yang coba ditanam China di seluruh dunia."
Arab Saudi telah melakukan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mendiversifikasi aliansinya, terutama di tengah meningkatnya kritik terhadap kebijakan kerajaan oleh AS, serta apa yang dianggap monarki Teluk sebagai memudarnya kehadiran keamanan AS di Timur Tengah.
“Pada saat Arab Saudi berusaha untuk memajukan rencana diversifikasi ekonominya, China adalah mitra yang kuat untuk dimiliki dan jauh lebih tidak kritis dibandingkan dengan negara-negara barat lainnya,” tulis Amena Bakr, kepala koresponden OPEC di Energy Intelligence, di Twitter.
Sementara itu, penulis dan pengamat Saudi Ali Shihabi menulis bahwa, dari perspektif Saudi, telah terjadi rasa frustrasi karena politisi AS terus mendefinisikan Kerajaan dengan pembunuhan Khashoggi, perang Yaman, dan hak asasi manusia.
“Bahkan AS dengan segala kemampuannya menghabiskan dua dekade dan triliunan, dan kehilangan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, mencoba mereformasi Irak dan Afghanistan, hanya untuk gagal total,” tulisnya.
“Arab Saudi sedang mengejar strategi multipolar dari ikatan strategis yang kuat,” lanjutnya.