“Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afghanistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afghanistan,” ujarTeddy.
Setelah disepakati, senjata itu lalu diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusumah. Sebelum diterbangkan, nomor seri ribuan senjata AK-41 itu dihilangkan dan dikemas dalam peti-peti berlambang Palang Merah untuk menyamarkannya sebagai bantuan makanan atau obat-obatan.
Teddy sendirilah yang mengantar bantuan persenjataan tersebut. Namun, pesawat yang pembawa senjata itu tidak melewati India yang kala itu sedang pro-Soviet.
Pesawatnya dibelokkan ke laut via Pulau Diego Garcia, Kepulauan Chagos, di Samudra Hindia dengan jarak tempuh menjadi lebih jauh sekitar 600 mil.
Di pangkalan militer milik Amerika ini, pesawat mampir mengisi bahan bakar. Teddy melukiskan Diego Gare sebagai pulau yang indah dan nyaman.
"Tapi tempatnya tertutup sekali," ujarnya.
Seluruh aktivitas Teddy dipantau Benny dari Jakarta. Benny juga meminta Teddy terus berkomunikasi dengannya melalu scrambler peralatan komunikasi milik intelijen. Karena operasi ini bersifat rahasia, Benny tak memberi tahu Atase Pertahanan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Pakistan, Kolonel Kavaleri Harjanto.
Pengawasan selama penerbangan diserahkan kepada Kuntara, tentara intelijen yang ditempatkan di Rawalpindi.