NIAS - Kisah hidup perjuangan empat bocah bersaudara yatim piatu warga Desa Saitagaramba, Kecamatan Sogaeadu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara (Sumut), tinggal bersama sang nenek yang lumpuh.
Dan di HUT ke-9 Partai Perindo, mereka pun mendapat bantuan.
Mereka ditinggal kawin oleh sang ibu setelah ayahnya meninggal dunia sejak 2 tahun yang lalu. Tanpa kedua orang tua, dengan terpaksa sang nenek janda yang lumpuh itu bernama Buluami Gulo menjadi beban keempat cucunya yang masih bocah untuk diurus.
Empat anak yatim piatu itu pun hidupnya berubah drastis, dahalu semuanya bersekolah namun sejak kejadian yang menimpa mereka berubah 180 derejat. Dua orang d iantaranya, anak sulung dan bungsu berhenti sekolah akibat tidak ada yang membiayai.
Lebih mirisnya, adik mereka yang paling bungsu berumur 10 tahun memilih bekerja demi menghasilkan uang untuk kebutuhan sekolah para kedua kakaknya, hal serupa juga dilakukan kakak tertua mereka.
Ceriani Dohare kepada MNC Portal berbagi kisah hidup mereka sejak ayahnya meninggal dunia dan ibunya pergi menikah dengan pria lain.
“Untuk membeli kebutuhan sekolah, pena, buku, dan sebagainya, saya meminta adik saya paling bungsu untuk memanjat pinang dan kelapa, hasilnya kami jual untuk kebutuhan sekolah,” ucap Ceriani Dohare anak ketiga, Minggu (8/10/2023).